Berlomba dengan Waktu

www.wawasan-pemuda.blogspot.com


Berbicara mengenai waktu memang tidak ada habisnya dan berujung. Waktu pada hakikatnya ialah hal yang tak pernah berujung dan pasti akan selalu terus berputar ulang.  Waktu adalah batas. Waktu adalah jangka, rentang dan masa. Masa hidup adalah jumlah waktu yang kita gunakan dalam hidup. Rentang waktu adalah jarak dimulainya dan berakhirnya usia hidup yang kita miliki. Jangka waktu adalah target-target hidup yang harus kita capai dalam hidup ini. Dalam sehari-semalam kita memiliki rentang waktu 24 jam. Dalam seminggu 7 hari, dalam bulan ada 30 hari sedangkan dalam setahun kita memiliki 356 hari. Berapa jam yang kita lewati tiap tahunnya? Berapa menit yang kita lalui setiap jam nya dan berapa detik yang kita lalui tiap menitnya?  Sebegitu pentingkah waktu ? jawabnya tegas “YA” bagi orang barat “ Time is Money” bagi orang arab “Waktu adalah pedang”.

Begitu pentingnya waktu, Allah SWT sering bersumpah menggunakan WAKTU. "Wal 'ashr" (Demi waktu 'ashr/Demi masa), "Wa al-dluhaa" (Demi waktu dluha), "Wa al-laili idzaa sajaa" (Demi waktu malam ketika gelap) adalah kata-kata yang dapat kita temui di dalam Al-qur’an. Surat Al-‘Ashr mengabarkan agar kita benar-benar menyeleksi dan mempertimbangkan setiap aktivitas dan tindakan kita. Manusia diperintahkan untuk melakukan kebaikan, agar memberikan manfaat untuk kehidupan. Itu sebabnya manusia harus mempertimbangkan dampak dari kegiatannya. Setiap aktivitas manusia harus diniatkan untuk ibadah. Aktivitas yang baik akan memberikan kepuasan batin dan akan menjadi amal ibadah sebagai bekal kehidupan akherat.

Pepatah mengatakan hari esok harus jauh lebih baik dari sebelumnya, Sepintas berpikir memang peribahasa tersebut benar secara harfiyah. Jika  dibandingkan dengan hari ini harus lebih baik daripada hari esok, apa yang terpikirkan?. Detik memang tidak bisa dibeli dengan rupiah atau uang, setiap harinya selalu melewati momentum seumur hidup sekali. Masa lalu memang memiliki nilai absolut dan tidak bisa diulang kembali. Lakukanlah apa itu kebaikan dan kebajikan selama masih memiliki detik di hari sekarang. Kelak nanti kebaikan dan kebajikan akan dinikmati di hari esok.

Keabadian memang sesuatu yang nihil  dan penciptalah yang memilikinya, ingatlah bawha hidup hanya titipan sementara. Panggung sandiwara ini disediakan Allah untuk mencoba seberapa jauh iman dihati. Keabadian akan terukir ketika sampai puncak kebaikan. Memperbanyak perbuatan amal shaleh dalam kehidupan sehari-hari. Menghindarkan diri dari pebuatan yang mungkar. Selalu berusaha semaksimal mungkin ketika melaksanakan sesuatu yang baik. Mengiringi usahanya dengan berdo’a kepada Allah SWT.  Menjadi lebih taat, rendah hati, tulus dan santun terhadap sesama. Dalam surat Al-Fathir: 32, disebutkan umat Islam dalam amal ada tiga golongan. Yaitu, orang lalai dalam mengamalkan Al-Qur’an dan berlebih-lebihan terhadap dirinya sendiri. Orang yang kadang-kadang mengamalkannya dan kadang-kadang menyalahinya. Dan orang berlomba kepada pahala Allah dengan melakukan kebaikan-kebaikan dan amal-amal saleh karena mendapatkan kemudahan dan taufik dari Allah. Untuk berkompetisi dalam kebaikan, Allah SWT telah menyediakan sarana dengan berbagai sarananya baik sarana hablumminallah maupun hablumminannas. –Hadiyan Azka-

Daftar Pustaka

0 komentar:

Get Widget

Copyright © 2016 Wawasan Pemuda